Kali ini saya akan berbagi materi
mengenai "Learn About UI Design & Convert It To HTML!" dengan
pemateri yaitu Muhibbudin Suretno sebagai Senior Frontend Developer di
ORORI.com
Apa itu UI Design? (dikutip dari
Wikipedia) Desain Antarmuka Pengguna (bahasa inggris: User Interface Design)
atau rekayasa antarmuka pengguna adalah desain untuk komputer, peralatan,
mesin, perangkat komunikasi mobile, aplikasi perangkat lunak, dan situs web
yang berfokus pada pengalaman pengguna (bahasa inggris: User Experience) dan
interaksi.
Tujuan dari Desain Antarmuka Pengguna
adalah untuk membuat interaksi pengguna sesederhana dan seefisien mungkin,
dalam hal mencapai tujuan pengguna atau apa yang sering disebut dengan user-centered
design.
Dari pengertian diatas saat ini saya
akan menjelaskan beberapa langkah yang biasa saya gunakan dalam merancang
sebuah tampilan (kita sebut mockup) aplikasi web atau mobile apps sesuai dengan
tujuan yang telah disebutkan diatas. Beberapa langkah tersebut diantaranya:
1. Mencari
suatu masalah atau sesuatu yang dapat dijadikan tema / konsep aplikasi
(ideation)
2. Mengenali
lebih jauh tentang masalah tersebut _(seperti target pengguna & masalah yang
dimilikinya)
3. Menuangkan
data yang sudah kita miliki kedalam sketsa
4. Menggambar
ulang sketsa tersebut kedalam bentuk mockup (high fidelity)
5. Menerapkan
bentuk mockup tadi menjadi template
Berdasarkan
poin no. 5 dibagi lagi menjadi:
-
Menyiapkan aset gambar (slicing design)
-
Menyiapkan skeleton template
-
Membuat rancangan layout sesuai mockup
-
Menyesuaikan template dengan desain
-
Menyiapkan template untuk kemungkinan tambahan (responsive design)
-
Menambahkan efek untuk menambah daya tarik website
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dari langkah-langkah diatas berhubungan langsung dengan **Product & User
Research** dimana kita harus mengenali masalah yang ada disekeliling kita,
memahami siapa target pengguna kita, apa yang mereka butuhkan, kenapa mereka
harus memilih aplikasi kita dan lain hal sebagainya.
Mari kita mulai eksplorasi kita mengenai
UI Design yang sebenarnya begitu luas, dimulai dari:
1.
Mencari suatu masalah atau sesuatu yang
dapat dijadikan tema / konsep aplikasi
Hal
pertama yang harus kita siapkan sebelum membuat UI Design adalah menentukan masalah
atau tema (ideation), untuk mempersingkat proses ide yang biasanya memakan
waktu yang cukup lama.
Mari
kita tentukan untuk membuat aplikasi dengan ide tentang **website yang
menyediakan paket wisata bagi para traveler**
2.
Mengenali lebih jauh tentang ide yang
kita dapatkan
Dari
ide yang telah kita miliki selanjutnya kita kenali lebih jauh tentang ide
tersebut, disini kita asumsikan beberapa hal mengenai target pengguna kita, yaitu
pria / wanita dengan umur 20 - 35 tahun tinggal di kota besar dan memiliki
pekerjaan yang menyita waktu serta membuat mereka cenderung stress.
Dengan
data yang sangat simple tersebut kita dapat membuat rancangan desain dengan
fokus terhadap paket-paket wisata favorite dan destinasi populer yang dapat
membuat calon pengguna kita tertarik, tentunya dengan beberapa tambahan seperti
travel mana saja yang bergabung dengan website kita serta apa yang traveler /
pengguna lain katakan tentang servis kita yang dapat menambah rasa kepercayaan
si calon pengguna lain.
3.
Menuangkan data yang sudah kita miliki
kedalam sketsa
Dari
data diatas kita mendapatkan beberapa insight dan kita dapat melanjutkan
kedalam tahap mendesain sebuah sketsa yang mempresentasikan apa yang telah kita
lakukan di langkah-langkah sebelumnya:
Dari insight diatas
saya telah membuat rancangan sketsa seperti berikut ini:
Nah
seperti inilah gambaran sketsa aplikasi dari apa yang telah didapatkan dari
insight diatas
Selanjutnya
akan dijelaskan maksud dari sketsa diatas
1.
Bagian pertama yaitu navbar menu berisi logo aplikasi kita serta menu sebelah
kanan yang berisi (Find Places, Packages, Client Say, Sign In & Sign Up)
Sedikit
yang menarik pada tombol Sign Up akan kita biarakan berbeda nantinya dengan
menu yg lain agar menjadi focus point atau call to action button
2.
Bagian penting dari sketsa diatas yaitu form pencarian dengan tagline yang
cukup besar serta beberapa link serta ornamen tambahan. Jadi ketika ada
pengguna yang membuka website kita dia tahu untuk apa sebenarnya aplikasi kita
ini ada.
3.
Selanjutnya bagian yang berfungsi sebagai secondary action setelah form
pencarian diatas, yaitu slide yang berisi destinasi-destinasi populer.
4.
Bagian yang tidak kalah penting yaitu section customer review yang menjadi
penambah rasa kepercayaan pengguna tentang website kita.
5.
Bagian terakhir yaitu list paket travel yang kita jadikan rekomendasi untuk
pengguna
6.
Bagian tambahan kita tampilkan dibagian bawah seperti logo travel, menu footer,
copyright serta FAQ dll.
4.
Menggambar ulang sketsa tersebut kedalam
bentuk mockup (High Fidelity)
Disini
kita dapat membuat mockup menggunakan beberapa aplikasi seperti Adobe
Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Experience Design, Corel Draw, Inkscape,
Balsamiq, MockingBot, Pencil Evolus, GravitDesigner, Sketch atau Figma atau
aplikasi 2D design lain yang biasa kalian gunakan.
Dalam
contoh ini menggunakan Figma, karena tampilannya yang clean seperti sketch
& yang pastinya gratis. Seperti halnya pada materi kali ini saya
menggunakan Figma untuk menggambar ulang sketsa yang saya buat diatas. Tapi
tentang bagaimana menggambar ulang sketsa tersebut insyaallah akan dijelaskan
dilain waktu dan kesempatan.
Dan
berikut hasil gambar ulang sesuai sketsa & Insight yang kita dapatkan:
1.
Apa yang kalian baca diatas berhubungan langsung dengan proses Product &
User Research yang sebetulnya bila diurutkan akan memakan waktu yang cukup lama
diantaranya:
-
Ideation
-
User Research
-
User Personas
-
User Interview
-
User Journey
-
Storyboard
-
Card Sorting
-
Sketching
-
Low Fidelity
-
Usability Testing
-
Medium Fidelity
Hingga
sampai dengan proses akhir yaitu High Fidelity. Dikarenakan prosenya yang cukup
lama maka diatas dirangkum dan singkat menjadi beberapa poin yaitu Ideation,
User Personas, Sketching & High Fidelity yang sebetulnya masih jauh dari
kata sempurna.
2.
Sebetulnya ada cara yang dapat mempercepat proses-proses disini yaitu dengan
Design Sprint dari Google Venture tapi saya sendiri jujur belum pernah mencoba
dan apalagi menguasai hal tersebut jadi saya belum bisa menjelaskan secara
detail
3.
Apa yang kita bahas diatas hanya untuk membuat 1 buah tampilan landing page,
jika kalian ingin membuat halaman lain maka research kalian bisa disesuaikan
dengan halaman lain tersebut. Seperti bagian list product maka kalian harus
tahu mengenai kebiasaan pengguna saat mereka berbelanja atau memilih sesuatu.
4.
Saat membuat desain kalian dapat menggunakan aplikasi apapun sesuai selera
kalian, tapi untuk yang baru belajar bisa mulai membuat dengan menggunakan
kertas & pensil seperti membuat button, card, alert, menu dll. Atau jika
kalian pernah membuat sketsa aplikasi kalian bisa mencari insight di pinterest,
behance, dribbble serta medium.com atau website desain lain. Sebagai tambahan
biasanya saya mengkombinasilan insight antara pinterst dan goodui.org
5.
Untuk materi selanjutnya (belum tau kapan) akan asumsikan kalian sudah
mengetahui apa itu HTML, CSS, sedikit JS dan slicing desain agar lebih mudah
ketika akan menjelaskan soal Create HTML Template from Scratch!
6.
Sebagai materi tambahan kemungkinan akan dibuat kedalam video dilain waktu
& kesempatan, seperti mengenal apa itu SASS, membuat sketsa aplikasi serta
menggambar menggunakan Figma.
Beberapa
pertanyaan selama materi disampaikan:
1. Ka,
perlukah seorang UI designer mengerti tentang web component?
terus
bagaimana kakak menggambarkan consistency font, color, dsb nya?
Jawab:
-
Tentunya harus, tapi terkadang ada juga
UI Designer yang membuat tampilan yang cukup unique yang sebenarnya cukup
impossible bagi frontend developer junior. Tapi kembali lagi hal yang unique
tsb. justru menjadi tantangan bagi para frontend developer.
-
Soal konsistensi font, color dsb. bisa
di lihat dari bentuk desain yang dibuat, biasanya tergantung dengan konsep,
target pengguna & pasar yang di tentukan. Karena berbeda pengguna berbeda juga
soal pewarnaan dll. Misal antara warna untuk pria & wanita itu berbeda,
wanita cenderung ke warna yang soft seperti warna corral, violet, tosca dll.
tapi untuk pria lebih ke warna yang lebih memberikan energi seperti oranye,
merah & biru.
2. Ka
perlukah seorang UI desaigner mengerti tentang web com??
Jawab:
Hal-hal
lainnya bergantung dari pengalaman si UI Designer tersebut
3. ka,
bagaimana menyikapi icon untuk di beberapa device (responsive). membuat
beberapa ukuran icon yg berbeda, atau mengandalkan proses exporting icon di
dalam aplikasi?
Jawab:
Icon seperti apa ya?
misalkan
selain menggunakan fontAwesome biasanya UI designer menggunakan icon dalam
bentuk image, nah biasanya kk bikin icon nya dalam beberapa ukuran berbeda
misalkan 32px x 32px dan 42px x 42px atau satu saja ? (best practice nya
seperti apa)
4. Terus
kak klo kita belom pernah buat web sama sekali apa yang harus dikuasai kak pada
font end
Jawab:
Untuk
Belajar | Titi & Herlina selain dari tech stack frontend yg cukup banyak
mulai dari HTML, CSS, JS (ES 5 Standar, ES6, JS Next) dsb. seorang frontend
developer juga harus memiliki kepekaan terhadap warna, memahami apa itu user
experience (meskipun sedikit), interaction, user behavior serta feeling in art
yang lumayan
Meskipun
kadang untuk saat ini Frontend Developer cenderung hanya mengerjakan tech
stacknya saja, kadang saya sendiri menemukan beberapa teman yg fokus di
Frontend Dev tapi secara pemahaman soal CSSnya pun masih harus di perdalam lagi
Untuk
lebih lengkapnya mengenai tech stack frontend bisa dilihat disini
https://github.com/kamranahmedse/developer-roadmap/
5. khususnya
untuk responsive design
jawab:
agar
ukurannya bisa di setting di CSS kita?
Oh
itu toh, biasanya sih saya bikin atau minta ke ui designer dalam format SVG
agar lebih scalable.
Agar
gambarnya tidak pecah dalam ukuran berapapun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar