ke3

Minggu, 30 April 2017

Sistem Informasi Manajemen

Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen
      1. Implementasi Etis dari IT
      2. Penggunaaan Teknologi untuk Keunggulan Kompetitif
      3. Metodologi Pengembangan Sistem
      4. Computer News in An Internasional Market Large
      5. Klasifikasi dan Organisasi Sistem Informasi
      6. Tipe Sistem Informasi
      7. Metode Analisis dan Metode Pengembangan Sistem
      8. Database dan DBMS

IMPLIKASI ETIS DARI IT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Teknologi ibaratnya seperti pedang bermata dua. Satu sisi dari pedang dapat digunakan untuk keperluan yang bermanfaat dan satu sisinya lagi dapat mengakibatkan hal yang negatif. Manfaat teknologi didalam sisitem informasi sudah tidak diragukan lagi karena mempunyai peran membantu organisasi beroperasi dengan efisien, efektif dan kompetitif pada saat yang sama teknologi memberikan manfaat yang positif, teknologi didalam sistem informasi dapat juga menyebabkan permasalahan etika dan politik di organisasi.
Permasalahan etika muncul karena kegiatan yang berhubungannya adalah legal atau belum diatur dalam hukum yang ada. Jika permasalahan yang ada tidak legal , maka permasalahan etika tidak akan muncul karena yang muncul adalah permasalahan hukum. Misalnya adalah tindakan menghujat presiden. Jika tindakan ini merupakan tindakan yang melanggar hukum, maka yang melakukannya akan terkena sanksi hukum dan permasalahan etika tidak akan muncul.
Kompleksitas permasalahan dalam pemanfaatan teknologi , mendorong munculnya bidang baru yang dikenal dengan nama “Etika Komputer”. Etika komputer merupakan bidang mengidentifikasi dan meneliti dampak pemakaian komputer dan teknologi informasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan seperti kesehatan,kebebasan ,demokrasi,pengetahuan, keamanan, pemenuhan diri dsb. Etika komputer juga mencakup profesional responsibility bagi para pelaku teknologi tersebut. Termasuk didalamnya, etika profesi yang mencakup kewajiban pelaku profesi dibidang teknologi informasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesama pelaku profesi, lingkungan, masyarakat dan bahkan kewajibannya terhadap sesama umat manusia.
1.2    RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini,antara lain:
             1. Apa implikasi dari moral, etika serta hukum dalam teknologi informasi ?
             2. Bagaimana peran etika dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ?
             3. Bagaimana penerapan kode etik dalam teknologi informasi ?
             4. Bagaimana penerapan budaya etika ?
             5. Perundangan perlindungan terhadap program komputer ?
             6. Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi ?
1.3    TUJUAN PENULISAN
Beranjak dari rumusan masalah di atas,adapun tujuan dari makalah ini antara lain:
             1. Untuk mengetahui implikasi dari moral,etika,serta hukum dalam teknologi informasi
             2. Untuk mengetahui peran etika dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
             3. Mengetahui  penerapan etika dalam teknologi informasi
             4. Mengetahui penerapan budaya etika
             5. Mengetahui perundangan pemanfaatan IT di Indonesia
             6. Mengetahui Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Implikasi dari Moral, Etika, Hukum dalam Teknologi Informasi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
·         Moral
Moral dari bahasa latin “mos” yang juga berarti sebagai adab kebiasaan. Secara etimologis , kata moral sama dengan etika yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya didalam komunitas kehidupannya.
·         Etika
Etika secara umum didefinisikan sebagai suatu kepercayaan atau pemikiran yang mengisi suatu individu , yang keberadaannya bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat atas perilaku yang diperbuat dan etis adalah perbuatan yang beretika baik
·         Hukum
Hukum adalah aturan formal yang dibuat oleh pihak yang berwenang, misalnya pemerintah, dimana aturan ini harus diterapkan dan ditaati oleh pihak subjek, yaitu masyarakat atau warga negara. Selama kurang lebih 10 tahun pertama penggunaan komputer dalam pemerintahan dan bisnis, tidak ada hukum yang dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan komputer tersebut. Ini terjadi karena komputer merupakan sebuah inovasi baru sehingga perlu waktu dan usaha untuk mengenali sistem legal yang diperlukannya.
·         Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah sistem yang digunakan untuk mengacu bermacam-macam sistem dan kemampuan yang digunakan dalam pembuatan ,penyimpanan, dan penyebaran data serta informasi yang mempunyai tiga komponen utama yaitu komputer,komunikasi,dan ketrampilan.
2.2 Peran Etika dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat. Perkembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh, tidak cukup mengandalkan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan.
  Apabila manusia sudah jauh dari nilai-nilai maka kehidupan ini akan terasa kering dan hampa. Oleh karena itu, ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia harus tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran. Penilaian seorang ilmuan yang mungkin salah dan menyimpang dari norma, seharusnya dapat digantikan oleh suatu etika yang menjamin adanya suatu tanggung jawab bersama, yakni pihak pemerintah, masyarakat serta ilmuan itu sendiri.
2.3 Penerapan Kode Etik Dalam TI
Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya , ada beberapa hal yang harus dia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh klien atau user , ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya : hacker,kracker dll). Kode etik profesi informatikawan merupakan bagian dari etika profesi .
Jika para profesional TI melanggar kode etik, mereka dikenakan sanksi moral,sanksi sosial,dijauhi, di_banned dari pekerjaannya ,bahkan mungkin dicopot dari jabatannya.
2.4 Penerapan Budaya Etika
Salah satu tugas dari manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan bisa menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dapat dicapai melalui metode tiga lapis yaitu:
a)     Menetapkan paham perusahaan
      Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan yang di informasikan kepada orang-orang dan organisasi baik di luar maupun di dalam perusahaan.
b)      Menetapkan program etika
Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya mengadakan pertemuan untuk orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
c)      Menetapkan kode etik perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kode etik masing-masing dan terkadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik industri tertentu.
2.5 Perundangan perlindungan terhadap program komputer
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman etnik/suku bangsa dan budaya serta kebudayaan dibidang seni dan sastra dengan pengembangan yang memerlukan perlindungan Hak Cipta terhadap kekayaan intelektual yang lahir dari keanekaragaman tersebut. Disamping itu, Indonesia telah menjadi anggota berbagai konvensi/perjanjian internasional dibidang hak kekayaan intelektual pada umumnya dan hak cipta pada khususnya memerlukan pengejawantahan lebih lanjut dalam sistem hukum nasionalnya.
Indonesia sendiri telah memiliki Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) yang memberikan perlindungan atas kekayaan intelektual, termasuk didalamnya adalah progam-progam komputer. UUHC tersebut bahkan telah beberapa kali disempurnakan, yaitu mulai UU No. 6/1982 yang kemudian disempurnakan pada UU No.7 /1987, kemudian UU No.12 /1997 dan yang terakhir adalah UU No.19 /2002. Penyempurnaan dari waktu ke waktu tersebut tentu saja dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan karya cipta itu sendiri.
2.6 Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi
Selain dampak positif dari kehadiran Teknologi Informasi pada berbagai bidang kehidupan, pemakaian teknologi informasi juga mengakibatkan / menimbulkan dampak negatif bagi pengguna / pelaku bidang teknologi informasi itu sendiri, maupun bagi masyarakat luas yang secara tidak langsung. Sudah barang tentu dampak positif dari pemakaian teknologi informasi merupakan dambaan dari semua masyarakat baik yang berkecimpung maupun tidak dibidang teknologi informasi untuk memberikan nilai tambah berupa pemberian bantuan aktifitas manusia yang semakin mudah, cepat, dan akurat.
Selain dampak positif berupa keuntungan dari pemanfaatan Teknologi informasi, sangatlah tidak realistis bila mengasumsikan bahwa teknologi informasi tidak menimbulkan permasalahan dalam penerapannya. I Made Wiryana, pakar teknologi informasi Indonesia memberikan pendapat bahwa potensi-potensi kerugian yang disebabkan pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat menimbulkan dampak-dampak sebagai berikut :
·     1. Rasa ketakutan. Banyak orang mencoba menghindari pemakaian komputer karena takut merusakan, kehilangan kendali, dan takut menghadapi sesuatu yang baru sehingga ketakutan akan kehilangan data, atau harus menginstallasi ulang sistem program menjadikan pengguna makin memiliki rasa ketakutan ini
  2. Keterasingan. Pengguna komputer cenderung mengisolasi dirinya, dengan kata lain menaiknya jumlah waktu pemakaian komputer, akan juga membuat mereka makin terisolasi.
 3. Golongan miskin informasi dan minoritas. Akses sumber daya informasi juga terjadi ketidakseimbangan di tangan pemilik kekayaan dan komunitas yang mapan. Sehingga masih dipertanyakan apakah teknologi informasi ini akan menghilangkan jurang yang kaya dan miskin atau justru makin memperlebarnya, apalagi ditambah makin mahalnya software yang digunakan untuk mengakses informasi tersebut.
   4. Dilanggarnya privasi. Ketersediaan sistem pengambilan data yang sangat canggih memungkinkan terjadinya pelanggaran privasi dengan mudah dan cepat.
I Made Wiryana juga menyampaikan pandangan bahwa untuk menghadapi masalah ada beberpa langkah strategis yang dapat di implementasikan untuk mengurangi dampak buruk tersebut antara lain :
·         Desain yang berpusat pada manusia. Pendekatan ini menempatkan pengguna atau sumber daya manusia sebagai titik tengah perhatian, begitu juga dengan tugas yang dilakukan oleh pengguna sebaiknya difokuskan pada manusia pengguna software tersebut, baik dari tahapan desain, maupun hingga pelatihan dan kebutuhan penggunanya.
·         Pendidikan kompleks. Kompleksitas dari teknologi sistem informasi membuat pendidikan memainkan peran yang sangat penting bahkan kritis.
·         Umpan balik dan imbalan. Umpan balik dari pengguna merupakan nilai tambah yang lebih berarti daripada masukan dari pengamat pasif.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi didalam sistem informasi sudah tidak diragukan lagi karena mempunyai peran membantu organisasi beroperasi dengan efisien, efektif dan kompetitif pada saat yang sama teknologi memberikan manfaat yang positif, teknologi didalam sistem informasi dapat juga menyebabkan permasalahan etika dan politik di organisasi. Permasalahan etika muncul karena kegiatan yang berhubungan adalah legal atau belum diatur dalam hukum yang ada.
Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data pribadi secara bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten peranti lunak. Etika komputer merupakan bidang mengidentifikasi dan meneliti dampak pemakaian komputer dan teknologi informasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan seperti kesehatan, kebebasan , demokrasi, pengetahuan, keamanan, pemenuhan diri dsb, oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk untuk suatu komputer diperlukan. Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang yang mengatur mengenai etika dalam teknologi.
3.2 Saran
Teknologi informasi sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan, kesadaran setiap insan yang didasari etika yang mengedepankan kepentingan bersama dalam pemanfaatan teknologi sebagai salah satu kunci terlaksananya etika komputer.
    Keseimbangan yang adil perlu selalu dijaga dan diusahakan antara kepentingan individu/organisasi tetap terjaga dengan aman modal yang menjaga agar tidak salah dalam penggunaannya, dengan memberikan batas-batas atau acuan yang jelas, berangkat dari keinginan untuk saling mengerti moral,etika, dan hukum dengan baik untuk mematuhi  aturan-aturan etik komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyono, Teguh (2005), Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Simarmata, Janner (2005), Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Supriyanto, Aji (2007), Pengantar Teknologi Informasi, Penerbit Salemba Infotek, Jakarta.



PENGGUNAAN TEKNOLOGI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Pada era sekarang persaingan bisnis sangat ketat, sehingga banyak perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk bersaing secara kompetitif. Hal ini memberikan tantangan baru bagi manajemen untuk menyusun kekuatan dengan tujuan untuk meraih keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah konsep tentang bagaimana perusahaan akan bersaing dengan rencana serta kebijakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Oleh karena itu keunggulan kompetitif mengarah pada pengendalian pasar dan laba yang lebih besar dari rata-rata.
Dalam perekonomian yang sedang berjalan sekarang ini untuk mencapai keunggulan kompetitif sangat penting sekali untuk menekan aspek kecepatan. Kecepatan yang dimaksud yaitu bagaimana perusahaan mendapatkan data dan mengolahnya menjadi informasi dengan segera, kemudian menggunakan informasi tersebut untuk menanggapi setiap kejadian dan masalah lingkungan perusahaan dengan cepat sehingga perusahaan dapat segera menangani masalah tersebut. Untuk menangani masalah kecepatan tersebut, beberapa perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dimiliki perusahaan. Selain kecepatan, teknologi informasi dapat memberikan alat-alat yang dapat meningkatkan keberhasilan perusahaan  melalui sumber-sumber keunggulan kompetitif.
Teknologi informasi adalah segala cara atau alat yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan atau menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi pemakainya. Khususnya teknologi komputer sangat berpotensi untuk memperbaiki performa individu dan organisasi, oleh karena itu banyak pengambil keputusan menginvestasikan dana untuk teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sarana pendorong bagi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.. Pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan secara efektif jika anggota dalam organisasi dapat menggunakan teknologi tersebut dengan baik. Teknologi informasi meliputi segala cara atau alat yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan atau menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi pemakainya. Adapun pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi dapat dilihat dari dampak pemanfaatan teknologi informasi pada rantai nilai organisasi (value chain). Sedangkan dampak strategis pemanfaatan teknologi informasi bagi organisasi dapat dilihat dari dapat tidaknya teknologi informasi menunjang dan membantu organisasi dalam melaksanakan dan mencapai strategi organisasi secara keseluruhan.

BAB II

PEMBAHASAN

3.1. Posisi Teknologi Informasi dalam Kerangka Strategi Perusahaan

Hampir semua teori manajemen sistem informasi modern menekankan perlunya strategi perencanaan dan pengembangan teknologi informasi yang dirancang sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Dengan kata lain, para praktisi teknologi informasi di perusahaan (SDM di divisi teknologi informasi) harus mengetahui secara jelas, filosofi keberadaan peralatan komputer dan telekomunikasinya dalam bisnis. Secara sederhana, sebuah perusahaan memerlukan strategi karena adanya aspek 3-C (company, customers, dan competitors).
Perusahaan pada dasarnya memiliki fungsi untuk merubah bahan mentah atau bahan baku menjadi suatu produk atau jasa yang dapat dijual kepada pihak pelanggan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, seperti uang, manusia, mesin, lokasi, dan lain sebagainya. Strategi diperlukan tidak hanya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan dan spesifikasi standar perusahaan, namun karena adanya faktor lain, yaitu persaingan. Namun dilihat dari kacamata pelanggan ,hubungan ketiga “C” tersebut di atas dapat lebih disederhanakan. Bagi mereka, yang penting adalah memperoleh produk atau pelayanan yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat.
Murah dalam arti kata secara finansial terjangkau oleh pelanggan, baik dalam arti kata memenuhi kualitas minimum yang diinginkan, dan cepat dalam arti kata mudah diperoleh kapan saja diinginkan (Taylor, 1995).
Dilihat dari kacamata perusahaan, lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat di atas menjadi lebih rumit. Umumnya, untuk mendapatkan sesuatu produk atau menghasilkan suatu layanan yang berkualitas baik dan cepat, diperlukan biaya yang tidak sedikit. Hal inilah yang menyebabkan membengkaknya struktur pembiayaan pada produk yang lebih murah terasa sulit untuk diraih. Demikian pula sebaliknya. Untuk mendapatkan harga yang termurah dibandingkan dengan kompetitor, terkadang standar kualitas atau pelayanan harus dikorbankan. Pertanyaannya, apakah tidak mungkin ketiga hal tersebut tercapai? Jawabannya tergantung pada strategi yang diterapkan masing-masing perusahaan. Pada dasarnya, strategi berhubungan dengan bagaimana mengatur dan mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik yang bersifat nyata atau dapat diraba (uang, waktu, manusia, ruangan, mesin, infrastruktur, kertas, listrik, dsb.) maupun yang nyata atau tidak dapat diraba (informasi, kesempatan, manajemen, struktur organisasi, dsb.). Dua buah perusahaan yang memiliki komposisi sumber daya serupa belum tentu memiliki kinerja yang sama, karena masing-masing memiliki cara pengelolaan yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan, untuk dapat menghasilkan suatu produk atau jasa yang lebih baik, dan lebih cepat, maka pengelolaan sumber daya di dalam perusahaan harus pula lebih baik, dan lebih cepat dibandingkan dengan kompetitor lain.
Dengan kondisi di atas, posisi teknologi informasi dalam kerangka strategi perusahaan menjadi jelas. Kuncinya adalah bagaimana teknologi informasi dapat membantu manajemen perusahaan dalam penciptaan produk atau jasa yang lebih baik, dan lebih cepat dibandingkan dengan para pesaing sejenis. Seorang pelanggan akan lebih senang menabung di Bank A daripada Bank B karena pelayanan customer service-nya lebih cepat dan lebih baik. Demikian pula pelanggan lain yang memilih perusahaan Asuransi A dibandingkan Asuransi B dan Asuransi C karena administrasinya lebih baik, dan sangat cepat dalam proses klaim asuransi (mulai melapor terjadinya kecelakaan sampai dengan pemberian santunan). Bagaimana kalau investasi yang diperlukan untuk teknologi informasi sedemikian besarnya sehingga membuat produk atau layanan menjadi mahal? Sekali lagi jawabannya terletak pada strategi perusahaan. Jika dengan teknologi informasi yang dikembangkan perusahaan akan menjadi lebih maju (semakin banyak pelanggan, sehingga meningkatkan pendapatan secara signifikan), maka rasio ROI (return of investment) akan menjadi cukup tinggi. Dengan kata lain, tidak ada alasan untuk tidak memanfaatkan kemampuan teknologi informasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Di era global sangat bergantung pada informasi. Informasi adalah hasil pengolahan data mentah. Teknologi informasi merupakan tulang punggung pengolahan dan penyampaian informasi tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Hanya perusahaan yang menguasai informasilah yang akan bertahan di dalam era revolusi global saat ini.

3.2. Keunggulan Informasi sebagai Senjata Persaingan

Wajar bagi sebuah perusahaan memiliki begitu banyak pesaing yang tidak henti-hentinya berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Dalam teori-teori manajemen klasik, yang dikategorikan sebagai pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang menawarkan produk dengan tipe dan karakteristik yang relatif sama. Perusahaan-perusahaan biasanya berada dalam sebuah industri yang berbeda sehingga mudah untuk diidentifikasikan mana yang memiliki potensi sebagai kompetitor dan mana yang bukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat tidak saja telah merubah cara orang berkomunikasi dan bekerja, namun lebih jauh lagi telah membuat sebuah alam persaingan baru.
Persaingan di Perusahaan
Ancaman pertama tentu saja dari para pesaing yang telah menjadi kompetitor cukup lama. Mereka biasanya merupakan kumpulan perusahaan yang kurang lebih menawarkan produk atau jasa yang relatif sama di mata pelanggan. Secara prinsip, terhadap produk dan jasa yang sama ini, strategi yang dijalankan adalah bagaimana membuat produk atau menawarkan jasa yang lebih murah harganya, lebih baik kualitasnya, dan lebih cepat pelayanannya. Yang menjadi ancaman di sini adalah jika para pesaing tersebut telah mempergunakan kecanggihan teknologi informasi untuk menciptakan produk atau jasa yang lebih murah harganya, lebih baik kualitasnya, dan lebih cepat pelayanannya tersebut. Biasanya ada dua area di mana para pesaing memanfaatkan teknologi informasi. Domain pertama berhubungan dengan berbagai aktivitas front-office, yaitu penggunaan teknologi informasi dalam kaitannya dengan pelayanan pelanggan secara langsung. Contohnya adalah pemesanan produk atau jasa melalui electronic commerce, pengiriman uang (transfer) melalui internet banking, permintaan informasi melalui call center, dan lain sebagainya. Sementara domain kedua adalah dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi aktivitas back-office, seperti penggunaan intranet untuk sarana komunikasi dan kolaborasi, pengembangan sistem administrasi bebas kertas (paperless office), implementasi virtual office, pemakaian sistem informasi eksekutif dan decision support system, dan lain sebagainya.
Ancaman Pendatang Baru
            Datangnya para pesaing baru merupakan jenis ancaman kedua dari sebuah perusahaan. Dalam era globalisasi informasi, belum tentu yang dimaksud dengan para pesaing baru adalah perusahaan yang secara fisik datang dan berada dalam lingkungan geografis tertentu (lokal, regional, atau nasional). Perusahaan tersebut dapat saja berada di negara lain yang dengan kekuatan teknologi informasinya dapat menawarkan produk dan pelanggannya melalui jalur komunikasi semacam internet. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang menawarkan para pelanggan di seluruh dunia sistem pembelian tiket pesawat ke luar negeri melalui internet dengan metoda pembayaran credit card. Jika ternyata harga tiket tersebut lebih murah dibandingkan dengan yang dijual agen dalam negeri, tentu saja para pelanggan akan pindah ke perusahaan tersebut. Kasus lain adalah perusahaan yang menjual ratusan ribu buku-buku terbitan Amerika yang selain sangat lengkap dalam koleksinya, dan dapat dipesan melalui internet serta dikirimkan langsung ke negara pemesan. Karena biayanya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli pada toko buku lokal, tentu saja pelanggan akan dengan senang hati berpindah ke perusahaan tersebut. Contoh kasus di bidang jasa adalah konsultan yang menawarkan jasanya melalui email yang secara tidak langsung menjadi saingan para konsultan dalam negeri.
Ancaman Produk dan Jasa Pengganti
            Ancaman selanjutnya datang dari kemampuan teknologi informasi untuk menciptakan produk dan jasa pengganti. Contoh yang sedang populer saat ini adalah pemakaian internet phone yang menawarkan pelanggan untuk mengadakan pembicaraan interlokal maupun internasional dengan biaya pulsa lokal. Internet phone ini tentu saja menggantikan produk telepon tradisional yang pembayarannya berdasarkan harga pulsa yang ditentukan oleh jauh dekatnya komunikasi. Contoh klasik lainnya adalah dipergunakannya email sebagai sarana komunikasi yang paling efektif dan efisien yang secara signifikan telah mengurangi pendapatan perusahaan yang menawarkan jasa komunikasi dan kurir. Pengenalan format MPEG-3 yang dapat menyimpan ratusan lagu merupakan produk substitusi yang mengancam produk kaset atau compact disc. Belum lagi terhitung kerugian yang dialami perusahaan penerbit ensiklopedia dengan adanya produk substitusi dalam bentuk CD-ROM. Dalam bidang jasa kesehatan misalnya, telemedicine merupakan contoh ancaman bagi rumah sakit-rumah sakit yang berorientasi profit karena para pasien dapat berkomunikasi dengan para dokter yang ada di belahan dunia lain tanpa perlu datang ke rumah sakit yang bersangkutan. Contoh lain di bidang jasa adalah penawaran kepada pelanggan untuk melakukan download (pemindahan file dari perusahaan penjual ke sisi pelanggan) terhadap materi-materi dokumen, artikel, atau buku yang dapat mereka beli dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan harus membeli buku tersebut dalam bentuk fisik.
Penawaran dari Pemasok
            Jika ketiga ancaman terdahulu berasal langsung dari para kompetitor, dua ancaman berikut adalah ancaman yang berasal dari komponen lain. Komponen pertama berasal dari rekanan yang merupakan pemasok bahan-bahan mentah atau baku yang dibutuhkan perusahaan untuk menciptakan produk atau jasa. Logikanya cukup mudah, jika para pemasok ini memutuskan hubungan dengan perusahaan, jelas perusahaan tersebut akan gulung tikar karena tidak dapat menghasilkan produk dan jasanya. Bagi para pemasok tersebut berlaku hukum yang sederhana, yaitu “business is business”. Jika para pemasok tersebut melihat bahwa terdapat rekanan lain yang jauh lebih menguntungkan, terlepas dari aspek hukum dan etika yang berlaku, tentu saja mereka akan berusaha untuk menjalin hubungan dengan perusahaan tersebut. Jika di mata pelanggan yang penting adalah yang lebih murah harganya, lebih baik kualitasnya, dan lebih cepat pelayanannya, dimana pemasok adalah memperoleh rekanan yang baik dalam hal pencapaian keuntungan yang lebih baik. Hal yang harus diperhatikan adalah jika para pemasok telah menerapkan sistem komputer yang cukup canggih dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Tentu saja di mata pemasok ini, menjalin hubungan dengan perusahaan dimana memiliki infrastruktur teknologi informasi yang setingkat merupakan suatu keuntungan dan keunggulan tersendiri. Jika perusahaan tetap berkeras untuk tidak mau tahu terhadap kemajuan teknologi informasi yang ada, tidak mustahil akan ditinggalkan para pemasoknya dalam waktu yang cukup singkat.
Penawaran dari Pembeli
Komponen ancaman berikutnya berasal dari para pelanggan sendiri. Berbeda dengan tempo dahulu, saat ini pelanggan memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dalam menentukan produk-produk mana yang akan dipilih. Kekuatan ini dengan mudah bertambah karena adanya fenomena sebagai berikut:
·         Era globalisasi telah membuka batas-batas negara sehingga banjir produk-produk sejenis dan substitusi melanda pasar, sehingga pelanggan dapat memilih yang terbaik di antara produk-produk yang ditawarkan;
·         Secara prinsip, produk-produk dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan multi nasional jauh lebih baik dibandingkan produk-produk dan pelayanan sejenis produksi lokal, sehingga secara tidak langsung telah menaikkan standar produk dan pelayanan yang diharapkan pelanggan;
·         Berlakunya undang-undang yang secara efektif melindungi para konsumen terhadap perilaku perusahaan yang melakukan kesalahan dalam setiap proses transaksi dua belah pihak yang terjadi;
·         Kebutuhan pelanggan yang kian lama kian bertambah sejalan dengan tantangan baru dalam kehidupan, terutama dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin merajalela di masyarakat dan lain sebagainya. Terhadap keadaan ini, perusahaan harus benar-benar berusaha untuk memenangkan hati pelanggan melalui berbagai strategi. Pengembangan teknologi informasi yang hampir memasuki seluruh aspek kehidupan manusia secara tidak langsung akan merubah perilaku pelanggan dalam membandingkan produk-produk dan jasa di masa mendatang, selain syarat yang lebih murah harganya, lebih baik kualitasnya, dan lebih cepat pelayanannya yang diinginkan.

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, perusahaan dapat menciptakan barang dan jasa yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat pelayanannya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi sangat membantu dalam semua proses bisnis di dalam perusahaan atau pun di dalam sebuah organisasi,dengan teknologi informasi ini dapat memudahkan pekerjaan dalam proses bisnis.



METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
BAB I
PENDAHULUAN
            Untuk mengembangkan system informasi manajemen di dalam organisasi, beberapa cara dapat dilakukan, antara lain metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem, metode Prototyping dan metode Pengembangan Proses Cepat. Masing – masing metode memiliki keuntungan dan kerugian masing – masing.
            Pengembangan system setidaknya perlu melibatkan manajemen, tim ahli dan pemakai. Manajemen harus berpartisipasi aktif di dalam pengembangan system karena pada dasarnya manajemenlah yang berfungsi sebagai pengguna utama SIM. Agar pengembangan SIM sukses, diperlukan adanya kemauan politik yang kuat dari manajemen. Tim ahli dapat meminta bantuan konsultan dari luar, tetapi bagaimanapun juga tim ahli dari dalam organisasi harus turut dilibatkan. Tim ahli yang perlu dilibatkan terdiri dari personel yang menguasai masalah perusahaan. Kedua jenis tim ahli tersebut diperlukan. Pihak lain yang juga perlu dilibatkan adalah para calon pemakai. Para operator pasti mempunyai harapan – harapan bagaimana SIM tersebut akan mempermudah dan bukannya mempersulit mereka. Oleh karena itu, pandangan dan harapan mereka perlu dilibatkan. Pelaksanaannya dapat saja melalui pembentukan suatu panitia khusus yang bertugas sebagai pengembang SIM bagi perusahaan atau langsung ditangani oleh departemen SIM dari organisasi yang bersangkutan.
            Ketika suatu organisasi akan mengimplementasikan SIM, seringkali manajemen hanya mengundang para ahli teknik informatika. Padahal mereka umumnya kurang memahami masalah manajemen organisasi sehingga akibatnya banyak usaha implementasi SIM yang akhirnya gagal. Kebutuhan akan ahli manajemen dalam pengembangan SIM tidak kalah intensifnya dengan kebutuhan akan ahli computer. Bahkan di dalam pengembangan suatu SIM, sebaiknya yang menjadi pimpinan proyek adalah ahli manajemen dan bukannya ahli computer. Ahli computer lebih difungsikan untuk membantu ahli manajemen dari aspek komputerisasinya saja.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Raymond Me Leod merumuskan bahwa system SHPS terdiri atas lima fase, dengan empat fase pertama disediakan untuk pengembangkan dan yang kelima untuk penggunaan. Setiap Fase sistem membutuhkan Partisipasi dan kerjasama dari pemakai dan teknisi informasi. Berikut gambar pengembangan dengan metode SHPS.
Seperti yang dapat dilihat pada diagram, metode ini diawali dengan fase perencanaan.
1.1 Fase Perencanaan
Fase Perencanaan dimulai dengan mendefinisikan masalah. Analisis sistem memimpin studi yang dilakukan dengan melakukan analisis dari berbagai aspek. Jadi, pada tahap ini jelas peran ahli manajemen lebih dominan daripada peran ahli computer. Apabila system dinilai tidak layak dibuat karena suatu alasan maka proses pengembangan dihentikan. Sebaliknya apabila pengembangan SIM dinilai layak maka proses dapat dilanjutkan hingga tahap analisis. Untuk melakukan perencanaan, maka perlu dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
- Mengetahui masalah
- Menetapkan masalah
- Menentukan tujuan sistem
- Mengidentifikasi keterbatasan sistem
- Mengadakan studi kelayakan
1.2 Fase Analisis
Fase Analisis mempunyai tugas penting, yaitu meneliti kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Singkatnya, tugas utama fase analisis adalah menentukan secara lengkap jenis-jenis input dan output yang diperlukan. Pada fase ini pun jelas terlihat bahwa yang harus banyak berperan adalah ahli manajemen. Selanjutnya, apabila sistem dianggap layak diteruskan maka dibuat proposal untuk masuk ke fase perancangan. Jika berlaku sebaliknya maka proses pengembangan sistem dapat diberhentikan. Tahapan dalam fase analisis tersebut adalah sebagai berikut :
            -          Sosialisasi Adanya Pengembangan SIM di Organisasi
            -          Mengorganisasi Tim Pustaka
            -          Menyusun Input
            -          Merancang Kinerja Output
            -          Menyiapkan Proposal Desain
            -          Setuju atau Tidak Menyetujui Proyek Desain
1.3 Fase Desain
Fase Desain adalah fase perancangan system secara lengkap, baik dari aspek perangkat keras maupun perangkat lunak. Dalam pengembangan SIM ada dua aspek system yang harus dirancang, yaitu aspek perancangan proses dan aspek perancangan data. Pada fase ini jasa para ahli komputerlah yang lebih diperlukan. Apabila system dipandang layak maka proses diteruskan dengan tahap implementasi. Namun, bila tidak maka pengembangan dihentikan. Dalam Fase Desain langkah – langkah yang harus ditempuh adalah :
            -          Menyiapkan Desain Sistem yang Terperinci
            -          Mengidentifikasikan Alternatif Sistem
            -          Mengevaluasi Berbagai Alternatif Sistem
            -          Memilih Sistem Terbaik
            -          Menyiapkan Usulan Penerapan
            -          Setuju atau Tidak Setuju denagn Pelaksanaan Sistem
1.4 Fase Implementasi
Fase Implementasi adalah fase dimana program ditulis, diuji dan disesuaikan sampai memenuhi kebutuhan pemakai. Pada fase ini semua perangkat lunak dan perangkat keras dipasang, dicoba dan diatur sampai memenuhi hrapan yang ditetapkan. Pada fase ini jasa ahli computer lebih dominan dibanding ahli manajemen. Apabila proses dipandang memuaskan maka pengembangan diteruskan ke tahap operasional. Apabila tidak maka proses dapat saja dihentikan.
Pada tahap ini fase kritis terletak pada fase perpindahan dari sistem lama ke sistem baru. Tahapan proses implementasi adalah sebagai berikut :
            -          Rencana Implementasi
            -          Sosialisasi Implementasi
            -          Menyiapkan Hardware
            -          Menyiapkan Software
            -          Menyiapkan Database
            -          Menyiapkan Fasilitas Fisik
            -          Pelantikan Pemakai
            -          Masuk ke Sistem Baru
1.5 Fase Penggunaan
Fase Penggunaan adalah fase dimana SIM mulai digunakan untuk membantu organisasi. Pada fase ini umumnya masih terjadi penyempurnaan-penyempurnaan kecil pada sistem, maupun juga penambahan-penambahan kecil pada kinerja sistem. Pada tahap ini secara teratur dilakukan audit sistem untuk menjamin quality assurance dari kinerja sistem. Dalam fase penggunaan ada yang langkah – langkah yang harus digunakan untuk menjalankan fase ini:
            -          Penggunaan sistem
            -          Audit Sistem
           -          Pemeliharaan sistem, meliputi Perbaikan kesalahan, Penyempurnaan Sistem, dan Peningkatan             Sistem.
1.6 Fase Penyempurnaan
Fase Penyempurnaan adalah fase dilakukannya penyempurnaan yang bersifat besar (major), misalnya penyempurnaan dari sistem DOS ke sistem Windows. Apabila hal ini dilakukan maka siklus hidup pengembangan sistem dapat dimulai lagi dari awal.
2. Metode Prototyping
Metode Prototyping cocok digunakan sebagai metode pengembangan SIM bagi organisasi.
2.1 Karakteristik metode prototyping
Ø  Organisasi yang beresiko tinggi.
Ø  Sistem yang inovatif.
Ø  Perilaku pemakai yang sukar ditebak.
Ø  Penyelesaian pengembangan SIM yang cepat.
Ø  Perkiraan penggunaan SIM yang pendek.
     2.2 Langkah – Langkah pengembangan dengan prototype adalah :
Ø  Identifikasi kebutuhan organisasi
Ø  Pengembangan prototype
Ø  Uji prototype dan evaluasi
Ø  Penggunaan prototype
2.3 Dalam Model pengembangan ini Prototyping memiliki beberapa kelebihan,
Ø Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
Ø Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
Ø Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
Ø Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
Ø Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
3.  Metode Pengembangan Proses Cepat
Pengembangan metode PPC ini biasanya menggunakan perangkat lunak yang disebut dengan CASE ( Computer Aided Software Engineering), yaitu suatu jenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengembangkan SIM dengan cepat. Sebuah contoh CASE adalah IEF (Information Engineering Facility) dari Texas Instrument. Perangkat lunak itu mempunyai tiga sub modul yaitu sub modul untuk menyusun konsep model, sub modul untuk menyusun kamus rancangan data dan informasi serta sub modul untuk pengembangan sistem.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode – metode yang digunakan dalam pengembangan SIM di materi ini pada intinya untuk membantu pekerjaan dalam memanajemen sebuah sistem informasi manajemen. Metode-metode yang digunakan dalam materi ini ada tiga. Yang pertama adalah metode siklus hidup pengembangan sistem. Yang kedua adalah metode prototyping. Dan yang terakhir adalah metode pengembangan proses cepat.
3.2 Saran
Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi manajemen sudah selayaknya kita menggunakan metode – metode yang benar. Dalam makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan sebuah sistem informasi manajemen yang ada di dalam sebuah sistem.

DAFTAR PUSTAKA
- Nugroho, Eko, Dr. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi.
    -http://rizalloa.ilearning.me/?p=132
    -https://rifkanisa19.wordpress.com/2014/08/23/macam-macam-model-pengembangan-software/



COMPUTER USE IN AN INTERNATIONAL MARKET PLACE
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
       Pada awal kemunculannya, komputer hanya digunakan pada beberapa instansi. Namun, sekarang hampir semua instansi menggunakan komputer untuk mengelola berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh instansi tersebut. Para pemilik perusahaan melakukan investasi pada teknologi komputer dengan tujuan mengembangkan produk yang dapat dijual di seluruh dunia dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
       Perusahaan multinasional telah berhasil membangun sistem informasi global atau Global Information System (GIS). Akan tetapi perusahaan multinasional harus meningkatkan arsitektur maupun aplikasi sistem informasi untuk mendukung operasi perusahaannya sebagai suatu sistem yang terintegrasi dan terkoordinasi.
       Berkenaan dengan hubungan antar negara dengan sebutan Multinational Corporation (MNC) memicu perkembangan teknologi, oleh karena itu banyak perusahaan atau instansi baik formal maupun informal yang menggunakan sistem informasi untuk meningkatkan usahanya ditengah globalisasi yang sangat pesat.
       Penerapan teknologi komputer berbentuk GIS akan meningkatkan efektifitas dari pelaksanaan MNC. Unsur MNC merupakan salah satu hal yang sangat penting yang berperan sebagai agen pembangunan.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian dari Multinational Corporation (MNC) ?
2. Apa saja jenis – jenis struktur dasar organisasi pada MNC ?      
3.  Apa pengertian Sistem Informasi Global (GIS) dan GBD ?
4. Apa saja masalah dalam menerapkan sistem informasi global ?
C.     Tujuan.
1. Menjelaskan pengertian Multinational Corporation (MNC). 
2. Menjelaskan tentang jenis – jenis struktur dasar organisasi pada MNC.
3. Menjelaskan pengertian dan perbedaan sistem informasi global (GIS) dan GBD.
4. Menjelaskan masalah dalam menerapkan sistem informasi global.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Multinational Corporation (MNC)
Karena begitu banyaknya karakteristik Multinational Corporation (MNC) maka sangat sukar untuk memberi definisi yang dapat mencakup semua kriteria. Karakteristik MNC sebagai berikut:
  1. Cara pendirian cabang di luar negeri
  2. Pola pemilikan
  3. Tujuan operasi di luar negeri
Untuk lebih sederhananya, perusahaan multinasional (MNC) adalah sebuah perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang. Contohnya termasuk General Motors, Coca-Cola, Firestone, Philips, Volkswagen, British Petroleum, Exxon, dan ITT.
Kebaikan MNC :
v  Menambahkan devisa negara melalui penanaman di bidang ekpor
v  Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor disektor industri
v  Ikut mendukung pembangunan nasional
v  Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru
Keburukan MNC :
·  Terhadap negara asal :
v  Hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik. Ini karena perusahaan multinasional mengalihkan sebagian modal dan aktivitas bisnisnya ke luar negeri.
v  Ekspor teknologi, secara perlahan akan melunturkan prioritas teknologi negara asal dan pada akhirnya mengancam perekonomian negara bersangkutan.
v  Kecenderungan praktik pengalihan harga untuk mengurangi pemasukan perpajakan, sehingga dapat merusak kehidupan politik dan ekonomi negara.
v  Mempengaruhi kebijakan moneter domestik.
·  Terhadap negara tuan rumah:
v  Cabang perusahaan multinasional tidak mau mengekspor suatu produk karena negara tersebut bukan mitra dagang negara asalnya.
v  Mempengaruhi kebijakan moneter negara yang bersangkutan.
v  Budaya konsumsi yang dibawa perusahaan tersebut bisa mengubah budaya konsumsi konsumen local dan pada akhirnya mematikan unit-unit usaha tradisional.
B.     Jenis – Jenis Struktur Organisasi Pada MNC
1.      Divisi Fungsional Sedunia
Dalam divisi ini, perusahaan kecil melapor langsung kepada perusahaan besar dalam bidang fungsional.
2.      Divisi Internasional
Dalam divisi ini, semua perusahaan kecil diluar negeri melapor pada divisi internasional MNC yang terpisah dari divisi domestic.
3.      Wilayah Geografis
Dalam struktur ini, MNC membagi operasinya menjadi wilayah – wilayah dan tiap wilayah bertanggung jawab atas perusahaan kecil yang berlokasi dalam batasnya.
4.      Divisi Produk Sedunia
Dalam divisi ini, perusahaan diorganisasikan menurut jalur divisi produk, dan tiap divisi bertanggung jawab atas operasi mereka sendiri diseluruh dunia.
C.  Pengertian GIS dan GBD
Sistem Informasi Geografis (GIS) adalah sistem informasi yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi  geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.
            Penggerak bisnis global (Global Business Driver) atau GBD adalah suatu entitas yang mengambil manfaat dari skala ekonomis serta kemudian berkontribusi pada strategi bisnis global.
D.  Masalah Dalam Penerapan Sistem Informasi Geografis
1.    Kendala politis
Pemerintah Negara tempat perusahaan kecil berada dapat memaksakan beragam pembatasan yang menyulitkan perusahaan besar untuk menyertakan perusahaan kecil dalam jaringan.
2.    Permasalahan teknologi
MNC sering diganggu oleh masalah masalah yang berkaitan dengan tingkat teknologi yang ada di Negara tempat perusahaan kecil berada.
3.    Kurangnya dukungan dari manager perusahaan kecil
Manager perusahaan kecil sering juga menjadi masalah. Sebagian yakin bahwa mereka dapat menjalankan perusahaan kecil tersebut tanpa bantuan, dan menganggap standar baru sebagai hal yang tidak perlu.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas, MNC berperan penting dalam perkembangan teknologi dan telah berhasil membangun sistem informasi global (GIS). Sedangkan hubungan GBD dengan MNC berfokus pada entitas bisnis yang luas, seperti pemasok, pelanggan, dan produk dan menguraikan informasi yang diperlukan tiap entitas tersebut. Setelah terbentuk, penggerak bisnis global menjadi dasar bagi rencana strategi sumber daya informasi perusahaan.



Klasifikasi dan Organisasi Sistem Informasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Informasi merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi oleh umat manusia, karena informasi merupakan suatu kebutuhan primer. Tanpa informasi internal maupun eksternal, sulit bagi para menager untuk mengambil berbagai keputusan dalam perusahaan. Informasi internal harus disiapkan sendiri oleh berbagai unsur perusahaan, sedangkan informasi eksternal diperoleh baik dari alat-alat komunikasi modern.
Kemajuan alat komunikasi pada milenium ketiga semakin mempermudah perolehan informasi dari berbagai sumber untuk berbagai kepentingan terutama dalam berbagai pengambilan keputusan didalam perusahaan, itulah sebabnya sangat dirasakan pentingnya mengelola informasi secara terintegrasi pada setiap organisasi perusahaan. Oleh karena itu fokus utama dari sistem informasi manajemen adalah bagaimana mengelola informasi sebaik-baiknya agar dapat menjadi alat pembantu bagi setiap manajer dalam pengambilan keputusan. 
Sistem informasi manajemen telah ada jauh sebelum teknologi informasi yang berbasiskan komputer hadir. Akan tetapi dengan adanya komputer sebagai salah satu bentuk revolusi dalam teknologi informasi, komputer telah dengan menakjubkan mampu memproses data secara cepat dan akurat bahkan menyajikan informasi yang tidak memerlukan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mengolahnya.
Dalam kenyataannya, Peran Sistem Informasi Manajemen akan lebih terasa bagi perusahaan-perusahaan besar. Bagi mereka, kebutuhan untuk mengumpulkan data dan informasi secara skala besar dan dalam waktu yang cepat lebih dirasakan kepentingannya berbanding dengan perusahaan-perusahaan menengah apalagi kecil. Oleh karena itu, dalam aplikasinya suatu perusahaan perlu mempertimbangkan kepentingan penggunaan sistem informasi ini diantaranya berdasarkan dari skala perusahaan, jumlah tenaga kerja, pola komunikasi serta jaringan perusahaan dalam dunia bisnis dalam lingkungannya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Klasifikasi dan organisasi sistem informasi ?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Manajemen dan juga untuk berbagi pengetahuan tentang betapa pentingnya Sistem Informasi Manajemen di dalam kehidupan manusia.
1.4. Manfaat
Melalui makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat memahami tentang klasifikasi dan organisasi system informasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Sistem Informasi
Merupakan hal yang berguna untuk mengklasifikasi kan system informasi kedalam beberapa kelompok yang memiliki karakteristik hampir sama. Klasifikasi semacam ini dapat membantu dalam mengidentifikasi system, menganalisisnya, merencanakan system baru, merencanakan integrasi system, dan mengambil keputusan seperti potensi outsourcing untuk system tertentu. Dua klasifikasi paling umum yang akan dibahas berikut ini adalah : klasifikasi berdasar jenis dukungnya dan berdasar tingkat organisasionalnya.
2.1.1. Klasifikasi berdasarkan jenis dukungan
Perusahaan terbagi atas berbagai komponen seperti divisi, departemen dan unit kerja yang bisanya diatur dalam tingkat yang hierarkis, system informasi umum yang mengikuti struktur organisasi hierarkis adalah fungsional (departemental), keseluruhan perusahaan, dan antarorganisasi.
1.      System informasi fungsional (Departemen)
Sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen. Sebagai contoh, departemen SDM memiliki sejumlah program (aplikasi).
2.      System informasi perusahaan
System keseluruhan perusahaan memungkinkan orang berkomunikasi satu sama lain dan mengakses informasi diseluruh perusahaan salah satu aplikasi perusahaan yang paling terkenal adalah perencanaan sumber daya perusahaan (enterpriser resource planning-ERP).
3.        System Antarorganisasi
System informasi yang menghubungkan dua atau lebih perusahaan disebut sebagai system informasi antarorganisasi. System informasi antar organisasi mendukung banyak operasi antarorganisasi, dengan produknya yang terkenal adalah manajemen rante pasokan.
2.1.2. Klasifikasi berdasarkan tingkat organisasional
Perusahaan umumnya diatur secara hirarkis dari lapisan administrative dan pekerja kantor, kelapisan operasional, lapisan manajerial, lapisan pekerja dengan informasi, dan terakhir lapisan strategis. Bentuk segitiga dalam vigor tersebut juga mengilustrasikan kuantitas karyawan yang dilibatkan dalam berbagai jenis aktivitas serta keputusan yang berkaitan dengan berbagai aktivitas.
Ø Tingkat Administratif
Tingkat administrative didukung oleh otomatisasi kantor dan system komunikasi dalam hal manajemen dokumen, aliran kerja, e-mail, dan peranti lunak koordinasi. Dan didukung oleh system pemrosesan transaksi, SIM, dan system mobile.
Ø Tingkat Operasional
Tingkat operasional berhubungan dengan operasi rutin perusahaan, seperti menugaskan para karyawan pada berbagai pekerjaan dan mencatat jumlah jam yang dihabiskan atau memasukkan pesanan pembelian. Bersifat terstruktur dan berjangka pendek dan didukung oleh system informasi manajemen dan system mobile.
Ø Tingkat Manajerial
Para manajer membuat keputusan tepat, yang berhubungan secara umum dengan berbagai aktivitas, seperti perencanaan, pengaturan, dan pengendalian jangka pendek.
Ø Tingkat Pekerjaan dengan Informasi
Orang-orang yang menciptakan informasi dan pengetahuan sebagai bagian dari pekerjaan. Para pekerja dengan informasi bertanggung jawab untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan baru bagi perusahaan.
Ø Tingkat Strategis
Para manajer tingkat strategis mengambil keputusan yang berhubungan dengan berbagai situasi yang dapat secara signifikan mengubah cara bisnis dilakukan, bersifat jangka panjang.
2.2. Organisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi adalah kesatuan (susunan dsb) yang terdiri dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu ; Kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi Organisasi adalah struktur sosial yang stabil dan formal yang mengambil sumber daya dari lingkungan dan prosesnya untuk menghasilkan output.
2.2.1. Ciri – ciri Organisasi :
·         Rutinitas dan proses bisnis, Semua organisasi termasuk perusahaan bisnis menjadi sangat efisien dari waktu ke waktu karena individu di perusahaan mengembangkan rutinitas untuk memproduksi barang dan jasa.
·         Politik organisasi, Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda dengan spesialisasi, kekhawatiran, dan perspektif yang berbeda.
·         Budaya organisasi, Semua organisasi memiliki batuan dasar, tak tergoyahkan, dipertanyakan (oleh anggota) asumsi yang mendefinisikan tujuan mereka dan produk.
·         Lingkungan organisasi, Organisasi berada dalam lingkungan dimana mereka menarik sumber daya dan yang mereka memasok barang dan jasa. Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan timbal balik.
·         Struktur organisasi,  Perusahaan bisnis dan masalah yang bersifat alami dengan sistem sering mencerminkan jenis struktur organisasi.
2.2.2. Bagaimana Sistem Informasi Mempengaruhi Organisasi dan Perusahaan?
Sistem informasi dan organisasi dimana keduanya digunakan untuk saling berinteraksi dan mempengaruhi. Sistem informasi juga terhubung dengan struktur, budaya, proses bisnis organisasi. Sistem baru mengacaukan pola kerja dan hubungan kekuatan yang telah mapan, sehingga sering ada kejanggalan yang cukup besar dari organisasi ketika sistem tersebut diperkenalkan.Hubungan yang rumit antara sistem informasi, kinerja organisasi dan pembuatan keputusan harus dikelola dengan cermat.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
Ø  Klasifikasi Sistem Informasi
Klasifikasi Sistem Informasi Merupakan hal yang berguna untuk mengklasifikasikan system informasi kedalam beberapa kelompok yang memiliki karakteristik hampir sama.
Ø  Klasifikasi berdasarkan tingkat organisasional
            Perusahaan umumnya diatur secara hirarkis dari lapisan administrative dan pekerja kantor, kelapisan operasional, lapisan manajerial, lapisan pekerja dengan informasi, dan terakhir lapisan strategis.
Ø  Organisasi
Organisasi adalah struktur sosial yang stabil dan formal yang mengambil sumber daya dari lingkungan dan prosesnya untuk menghasilkan output.
3.2. Saran.
Berdasarkan peristiwa di atas penulis dapat memberikan saran bahwa hendaknya setiap perusahaan harus menerapkan Sistem Informasi Manajemen yang baik dan benar karena sangat berpengaruh pada perkembangan dan kestabilan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan seorang manajer.

  

TIPE SISTEM INFORMASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sedangkan Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian (kumpulan fakta).
Sistem informasi, menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System” mendefinisikan bahwa: Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Melihat dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang mengolah data menjadi bentuk yang lebih berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Didalam Sistem informasi terbagi dalam tipe-tipe yang akan kami bahas dalam bab pembahasan.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dan untuk lebih memfokuskan penulisan makalah ini, maka rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah sebagai berikut:
      1.      Apa pengertian sistem informasi?
      2.      Apa saja tipe-tipe sistem informasi?
      3.      Bagaimana contoh aplikasi dari tipe sistem informasi?

1.3.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
           1.      Untuk mengetahui pengertian sistem informasi
           2.      Untuk mengetahui tipe-tipe sistem informasi
           3.      Untuk mengetahui contoh aplikasi dari tipe sistem informasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Informasi

Pengertian sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk satu kesatuan melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan.
Pengertian informasi adalah data yang diolah menjadi lebih berguna dan berarti bagi penerimanya dan untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan.
Secara umum, pengertian sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen pengambilan keputusan atau kebijakan dan menjalankan operasional dari kombinasi orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang terorganisasi.
Sedangkan dalam arti luas, sistem informasi diartikan sebagai sistem informasi yang sering digunakan menurut kepada interaksi antara orang, proses, algoritmik, data dan teknologi.
A.    Fungsi sistem informasi
·         Meningkatkan aksebilitas data yang ada secara efektif dan efisien kepada pengguna, tanpa dengan perantara sistem informasi.
      ·         Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
      ·         Tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
      ·         Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem informasi.
      ·         Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi.
      ·         Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
      ·         Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
B.     Komponen sistem informasi
Komponen-komponen dari sistem informasi adalah sebagai berikut :
            1.      Komponen input adalah data yang masuk ke dalam sistem informasi
            2.      Komponen model adalah kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang memproses             data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah di tentukan untuk menghasilkan                   keluaran yang diinginkan.
         3.        Komponen output adalah hasil informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna                    untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
           4.      Komponen teknologi adalah alat dalam sistem, teknologi digunakan dalam menerima input,                menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output              dan memantau pengendalian sistem.
          5.      Komponen basis data adalah kumpulan data yang saling berhubugan yang tersimpan di dalam              komputer dengan menggunakan software database.
         6.      Komponen control adalah komponen yang mengendalikan gangguan terhadap sistem informasi.
C.    Ciri-ciri sistem informasi
a.  Baru, adalah informasi yang didapat sama sekali baru dan segar bagi penerima.
b.  Tambahan, adalah informasi dapat diperbaharui atau memberikan tambahan terhadap informasi yang sebelumnya telah ada.
c. Kolektif, adalah informasi yang dapat menjadi suatu koreksi dan informasi yang salah sebelumnya.
d.  Penegas, adalah informasi yang dapat mempertegas informasi yang telah ada.

2.2. Tipe-tipe sistem informasi

Tipe-tipe dalam sistem informasi ada 6 yaitu:
1.      Transaction Processing System (TPS)
Transaction Processing System atau Sistem pemrosesan transaksi merupakan sistem terkomputerisasi yang menjalankan, memproses serta  menyimpan data dalam jumlah besar untuk  transaksi rutin harian yang diperlukan untuk kelangsungan organisasi. seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yanag memungkinkan  organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.
Contoh :
1.      TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh Sistem Informasi Manajemen.
  1. Dalam rekening keuangan yang meliputi registrasi masuknya murid baru , baik itu pembayaran-pembayaran serta cek gaji karyawan yang meliputi sistem perhitungan gaji. Dalam inventory system yaitu Database berisi kelengkapan peralatan sarana dan prasarana sekolah serta pemeliharaan sekolah beserta murid, guru dan lingkungan sekolah, yang tujuannya untuk mengembangkan suatu sekolah agar lebih maju dan sesuai dengan apa yang diharapakan.
  2. Aplikasi Bantuan Keuangan Desa (BKD  Pemprov Jawa Timur)Aplikasi bantuan keuangan desa adalah aplikasi manajemen oprasional Program Bantuan Keuangan seluruh Desa di propinsi Jawa  timur.Aplikasi ini menangani semua proses  Mekanisme Bantuan Keuangan Seluruh desa di Jawa Timur, mulai dari proses Usulan Bantuan, Penetapan Anggaran, Perubahan Anggaran Bantuan, Pencairan Bantuan, beserta seluruh proses Pelaporan di dalamnya.
2.      Executive Support System (ESS)
Executive Support System atau bisa disebut sistem pendukung eksekutif masuk dalam level strategis merupakan sistem informasi yang mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak terstruktur melalui tampilan grafik dan komunikasi. ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.
3.      Management Information System (MIS)
Management Information System atau bisa disebut dengan sistem informasi manajemen termasuk dalam level manajemen merupakan suatu sistem manusia-mesin yang terpadu. Guna menyediakan informasi yang mendukung proses menejemen dan fungsi dalam mengambil keputusan dalam suatu organisasi. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
Contoh:
Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu Satu Pintu (SIM PTSP)
SIM PTSP adalah sebuah aplikasi untuk memanajemen perizinan yang ada di Kabupaten Bau bau,  Buton, Sulawesi Tenggara. SIM PTSP merupakan aplikasi yang mengelola penyelenggaraan perizinan yang prosesnya dimulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. Aplikasi seperti ini dapat memberikan kepuasan kepada para pihak yang mengajukan izin dikarenakan dengan pelayanan yang diberikan oleh SIM PTSP menjadikan proses pembuatan izin menjadi lebih cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau
4.      Decision Support System (DSS)
Decision Support System atau bisa disebut sebagai sistem penunjang keputusan merupakan sistem pada level manajemen yang menghubungkan antar data dan model analisis mutakhir untuk menganalisa data yang mendukung proses pengambilan keputusan semi terstruktur maupun terstruktur.
Contoh:
Penerapan Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Dalam Sistem Informasi Manajemen Akademik Di kampus STMIK Insan Pembangunan
Berbagai proses dalam manajemen akademik, proses pengambilan keputusan telah banyak bergantung pada DSS yang telah dikembangkan. Penerapan DSS diterapkan pada saat :
  • Keputusan penerimaan mahasiswa baru
  • Evaluasi prestasi akademik
  • Yudisium dan
  • Penentuan mahasiswa berprestasi.
Berbagai basis data dikembangkan oleh unit kerja sesuai dengan aktivitas dan arah pengembangan masing-masing dengan penerapan koordinasi matriks kepada unit lain yang terkait. Pangkalan data utama meliputi sebagai berikut :
  • Basis data akademik yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Akademik (SISKA), termasuk di antaranya basis data mahasiswa
  • Basis data keuangan yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan (BAK).
  • Basis Data Perpustakaan (Perpus) yang dikelola oleh bagian perpustakaan termasuk didalamnya data buku, literature dll.
5.      Office-Automation System (OAS)
Office-Automation System atau bisa disebut sistem automatisasi perkantoran merupakan sistem komputer seperti word processing, system email dan system penjadwalan yang dirancang untuk meningkatkan produktifitas karyawan khususnya data worker di perusahaan tersebut. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu
Contoh :
  1. Desktop Publishing
  2. Electronic Calender
  3. Email
  4. Electronic Spreadsheet
6.      Expert System (ES)
Expert System atau bisa disebut dengan sistem pakar merupakan sistem informasi yang berisi pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar dalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar untuk menjawab pertanyaan. Dengan kata lain sistem pakar merupakan suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari situ atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. 

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen pengambilan keputusan atau kebijakan dan menjalankan operasional dari kombinasi orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang terorganisasi.
2.      Didalam sistem informasi terdapat 6 tipe yaitu :
·         Transaction Processing System (TPS)
·         Management Information System (MIS)
·         Executive Support System (ESS)
·         Decision Support System (DSS)
·         Office-Automation System (OAS)
·         Expert System (ES)

3.2. Saran

Agar penulisan ini lebih bermakna alangkah baiknya dalam makalah ini diberikan nilai yang baik dan dipublikasikan karena dengan makalah ini terdapat beberapa informasi yang memberikan nilai lebih dalam pembelajaran.diantaranya memberikan informasi tentang pengertian sistem informasi, apa saja tipe-tipe sistem informasi dan Bagaimana contoh aplikasi dari tipe sistem informasi. Oleh sebab itu disarankan untuk menambah ilmu pengetahuan dengan cara membaca.



Metode Analis Sistem dan Pengembangan Sistem
Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Sistem Informasi yang baik adalah sistem informasi yang dapat dengan mudah dikembangkan sesuai dengan kondisi dan perkembangan dimana sistem informasi tersebut di aplikasikan. Konsep pengembangan sistem informasi digunakan untuk melakukan terhadap sistem informasi yang ada. Konsep siklus hidup atau System Life Cycle (SLC) merupakan konsep pengembangan yang paling banyak digunakan para pengembangan sistem informasi.
Analisis Sistem adalah bahan rujukan yang membahas tentang pengembangan dan pengoperasian sistem informasi didalam organisasi. Sedangkan, pengembangan sistem adalah memodifikasi mengubah bagian atau keseluruhan sistem informasi.
Dalam pembuatan sistem dibutuhkan sebuah analisis sistem yang dapat mengoperasikan sistem dengan baik yang akan dibangun dengan menggunakan metode pengembangannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan SLC dan tahapan SLC?
2.      Apa yang dimaksud dengan  metode pengembangan sistem dan apa saja jenis modelnya?
3.      Apa yang dimaksud dengan analisis sistem informasi?

Bab II
Pembahasan
A.    Pengertian SLC (System Life Cycle)
SLC adalah suatu proses evolusioner dalam menerapkan sistem atau subsistem berbasis informasi berbasis komputer. Menurut McLeod(2000), tahap-tahap dalam sistem informasi meliputi:
1.    Tahap perencanaan (Planning)
Langkah pertama yang dilakukan pada pengembangan sistem informasi adalah merencanakan apa yang akan di buat saat akan melakukan pengembangan. Lankah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a.       Identifikasi masalah
Proses identifiksi masalah merupakan kegiatan untuk mrngumpulkan data dan informasi mengapa sistem informsi yang ada perlu dikembangkan lebih lanjut.
b.      Definisi Masalah
Setelah proses identifikasi selesai segera ditentukan letak permasalahan yang sebenarnya.
c.       Menentukan Tujuan
Bersama dengan analis sistem, manager mengembangkan suatu tujuan sistem agar sistem dapat memuaskan pemakai. Tujuan dibuat secara spesifik.
d.      Identifikasi kendala
Dalam aplikasi sistem yang baru tidak akan lepas dari kendala, baik dari lingkungan maupun dari perangkat keras. Kendala-kendala ini penting di identifikasi sebelum sistem benar-benar dikerjakan agar pelaksanaannya dapat berjalan sesuai yang dikehendaki.
e.       Membuat Studi kelayakan
Langkah ini merupakan tinjauan terhadap faktor utama yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja sistem.
f.       Mempersiapkan usulan penelitian sistem
Jika sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian menyuluruh untuk memastikan apa yang harus dilakukan sistem dan bagaimana sistem melakukannya.
g.      Menyetujui atau menolak penelitian
Hasil penelitian yang telah diusulkan dapat diterima ataupun ditolak. Jika diterima maka proyek dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya, sedangkan apa bila ditolak maka perhatian dapat dialihkan kepada permasalahan yang lain.
h.      Menetapkan mekanisme Pengendalian
Sebelum dilanjutkan pada tahap berikutnya, perlu ditetapkan mekanisme pengendalian dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, serta kapan pelaksanaannya.
2.    Tahap Analis (Analysis)
Analisis dilakukan untuk menentukan, apakah akan meracang sistem yang baru atau memperbarui sistem yang sudah ada. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a.    Mengumumkan penelitian sistem
Tahap ini dilakukan untuk memastikan semua bagian yang terkait dalam perencanaan mengetahui hasil penelitian sistem sehingga mudah dalam melakukan koordinasi, komunikasi dan kerja sama.
b.    Mengorganisasi tim proyek
Semua bagian yang terlibat dalam proyek diatur agar kerja sama dalam tim dapat berlangsung dengan baik.
c.    Mendefinisikan kebutuhan informasi
Definisi kebutuhan informasi perlu diberikan untuk menentukan jenis informasi apa saja yang dibutuhkan bagi proyek.
d.   Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
Dengan mendefinisikan kriteria yang jelas, akan di peroleh keuntungan maksimal dari pelaksanaan sistem tersebut.
e.    Menyiapkan usulan rancangan
f.      Konfirmasi Rancangan
Pada proses ini, tim akan menentukan persetujuan dari rancangan, apakah menerima atau menolak rancangan. Bila di setujui, maka proyek dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya
3.    Tahap rancangan (Design)
Pada tahap ini, dilakukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Lngkah-langkah tahap perancangan adalah sebagai berikut:
a.     Menyiapkan rancangan sistem secara detail
Persiapan ini akan memudahkan tim untuk melakukan analisis.
b.    Mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem
Contoh alternatif untuk konfigurasi sistem adalah alternatif untuk menentukan perangkat komputer yang dapat memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan permasalahan.
c.    Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem
Masing-masing konfigurasi yang ada dievaluasi apakah kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem.
d.   Memilih konfigurasi yang terbaik
e.    Menyiapkan usulan penerapan
4.    Tahap Penerapan (Implementation)
Suatu sistem dapat menggunakan secara maksimal terhadap sumber daya fisik dan sumberdaya konseptual. Oleh karena itu diperlukan beberapa langkah penerapan sebagai berikut:
a.       Merencanakan penerapan
b.      Mengumumkan penerapan
c.       Mendapatkan sumber daya perangkat keras
d.      Mendapatkan sumber daya sistem informasi
e.       Menyiapkan database
f.       Menyiapkan fasilitas fisik
g.      Mendidik peserta dan pemakai
h.      Masuk sistem baru
Proses perpindahan dari sistem lama ke sistem baru sering disebut dengan istilah cutover. Hal ini tidak mudah dilakukan, masih perlu penyesuaian. Proses untuk penyesuaian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain.
·      Percontohan
Untuk dapat digunakan di semua bagian dari sistem yang ada, maka sistem baru yang akan dipakai diterapkan dahulu pada subsistem. Jika bekerja dengan baik, maka sistem baru dapat diterapkan pada sistem secara global.
·     Serentak
Cara ini merupakan penggunaan sistem yang baru secara serentak.
·      Bertahap
Proses ini mirip dengan proses percontohan, namun perbedaannya adalah, sistem yang baru diterapkan secara bertahap.
·      Paralel
Proses ini mirip dengan proses serentak, namun sistem baru diterapkan bersamaan atau berdampingan dengan sistem lama.
5.    Tahap Penggunaan (Use)
Tahap penggunaan terdiri dari 3 langkah penting sebagai berikut.
a.       Mengunakan sistem
Penggunaan sistem tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
b.      Audit sistem
Merupakan kegiatan pengkajian setelah penerapan sistem, apakah sudah memenuhi kriteria kinerja.
c.       Memelihara sistem
Dengan pemeliharaan sistem juga dilaksanakan untuk 3 alasan, antara lain:
1.      Memperbaiki kesalahan
2.      Menjaga kemuktahiran sistem
3.      Meningkatkan kinerja sistem
B.       Macam-macam Metode Pengembangan Sistem SDLC
Proses pengembangan sistem informasi (software process/development paradigm) adalah sekumpulan tahap, tugas dan aktivitas yang dibutuhkan untuk secara efisien mentransformasikan kebutuhan pemakai ke suatu solusi sistem informasi yang efektif. Pemodelan sistem informasi (software process modeling) bertujuan untuk mempresentasikan aktivitas yang terjadi selama pembuatan sistem informasi dan perubahan-perubahannya (evolusi).
Latar belakang penggunaan model-model tersebut adalah kebutuhan untuk menghasilkan suatu sistem yang benar sedini mungkin di dalam proses pengembangannya. Alasan utama adalah biaya. Semakin dini suatu kesalahan bisa dideteksi dalam pengembangan sistem, biaya perbaikannya semakin rendah.
Suatu model proses yang baik dan terstruktur (Boehm,1988)
·         Menentukan urutan tahap dalam suatu proses.
·         Menciptakan kriteria transisi untuk maju ke tahap selanjutnya.
Suatu proses model harus bisa menangani hal-hal sebagai berikut:
·         Kualitas
·         Requirement yang berubah-berubah
·         Kompleksitas
Requirement dan karakteristik dari sistem sistem informasi dari jenis aplikasi berbeda sangat bervariasi, sehingga tidak ada suatu model atau paradigma yang bisa mencakup segala jenis pengembangan sistem sistem informasi.
a.      Model Waterfall
            Model waterfall ini juga terkenal dengan nama model tradisional atau model klasik. Model ini adalah model yang paling banyak dikenal dan dipakai.
Langkah-langkah yang penting dalam model ini adalah sebagai berikut.
1.      Penentuan dan analisis spesifikasi
Jasa, kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi dengan pengguna sistem kemudian dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai staf pengembang.
2.      Desain sistem dan sistem informasi
Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem informasi atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem keseluruhan. Desain sistem informasi termasuk menghasilkan fungsi sistem-sistem informasi dalam bentuk yang mungkin ditransformasi ke dalam satu atau lebih program dapat dijalankan.
3.       Implementasi dan uji coba unit
4.      Integrasi dan uji coba sistem
5.      Operasi dan pemeliharaan
b.      Model Prototyping
Prototyping adalah suatu proses yang memungkinkan pengembangan aplikasi untuk menciptakan suatu model dari sistem informasi yang harus dikembangkan. Tujuan dari prototyping adalah mengurangi resiko dan ketidakpastian selama tahap-tahap awal dari life cycle pengembangan sistem informasi.
Manfaat pengembangan prototyping:
·         Mengurangi kesalahpahaman antara pengembangan dan pemakai sistem informasi.
·         Contoh sistem dapat diperlihatkan ke pemakai dalam tempo singkat.
·         Prototipe dipakai sebagai dasar spesifikasi dari sistem.
Kelemahan model prototyping:
·         Biaya pengembangan prototipe cukup besar dari keseluruhan biaya sistem.
·         Dari contoh prototype harapan pemakai berlebihan dan  ridak sesuai dengan sistem yang sesungguhnya.
c.       Model Exploratory
Model ini dipakai dengan awal seadanya. Pengembangan sistem tidak sepenuhnya mengerti dan menguasai requirement dari sistem. Sistem di kembangkan sejalan dengan adanya requirement baru. Model in dipakai pada konteks dimana pengembangan sulit sekali untuk membuat spesifikasi. Model ini biasa dipakai pada area yang mempunyai budget tinggi, misal militer.  Terkadang, model ini satu-satunya pendekatan yang masuk akal. Namun model ini akan selalu mengalami perubahan terus menerus sehingga bisa mengerosi struktur sistem.
d.      Model Evolutionary/Incremental
Model ini adalah pengembangan lebih lanjut dari model exploratory yang didesain untuk menjawab kritik terhadap model prototyping. Requirement didefinisikan dan diserahkan kepada pemakai dalam bentuk incremental (bertahap). Penyelesaian suatu tahap adalah semua materi pendukungnya (dokumentasi dan user). Secara keseluruhan, model incremental ini adalah gabungan dari beberapa proses waterfall mini yang saling berurutan. Kelebihan dari model ini adalah dapat mengantisipasi perubahan. Namun model ini hanya cocok untuk sebagian kecil bermacam-macam sistem, pemakai dan pengembangan sistem.
e.       Model Transformational
Model ini adalah model berorientasi pada spesifikasi formal. Konsep dari model ini adalah bila setiap tahap telah dibuktikan kebenarannya dari suatu step ke step selanjutnya, maka sistem secara keseluruhan bisa diyakini kebenarannya dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
Model ini mempunyai karakteristik:
·         Sistem keseluruhan dijamin kebenarannya sesuai dengan spesifikasi yang ada.
·         Setiap perubahan step terdokumentasi, termasuk alasan-alasan dalam memutuskan bentuk desain sistem.
·         Pemrogram tidak bisa mengubah source code secara langsung, tetapi harus melalui transformasi.
·         Masih berorientasi pada riset.
·         Membutuhkan alat baru yang cukup lengkap.
f.       Model Spiral
Model ini dikembangkan oleh Boehm. Model ini cocok digunakan untuk organisasi yang besar.
Langkah-langkah pengembangan sistem informasi dengan menggunakan model spiral adalah sebagai berikut:
·         Costumer communication
Komunikasi efektif antara pemakai dan pengembang sistem informasi.
·         Planning
Menentukan segala hal yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi.
·         Risk Analisis
Menentukan resiko manajemen dan resiko teknik.
·         Engineering
Merekayasa sistem informasi.
·         Contruction And Release
Menguji, menginstal dan memberikan segala hal yang dibutuhkan konsumen (dokumentassi, training).
·         Costumer Evaluation
Mendapatkan masukan dari konsumen tentang sistem informasi yang baru dikembangkan.
             Kelebihan dri model ini adalah dapat digunakan untuk mengembangkan proyek yang sangat besar, sedangkan kelemahannya adalah dibutuhkan biaya yang besar dalam pengembangan biasanya proyek yang besar.
g.      Model 4GT
Pada alat bantu Fourth Generation Technique (4GT) memungkinkan pengembangan spesifikasi sistem informasi secara otomatis sesuai dengan yang akan diterjemahkan ke program. Dengan menggunakan 4GT, software engineering memusatkan perhatian hanya kepada spesifikasi sistem informasi yang diinginkan.
      Dalam proses pengembangan, model ini dapat pengembangan dilakukan dengan cepat. Namun dalam pelaksanaannya dibutuhkan skill yang tinggi untuk mengembangkan proyek karena menggunakan teknik 4GT.
C.    Analisis Sistem Informasi
Analisis dan rancangan sistem informasi merupakan bagian atau tahapan pengembangan sistem. Tahapan-tahapan pengembangan sistem informasi berhubungan dengan yang lain untuk membentuk suatu siklus.
·         Peranan Analis Sistem
Analis sistem secara sistematis menilai bagaimana fungsi bisnis dengan cara mengamati proses input dan pengolahan data serta proses output informasi untuk membantu peningkatan proses organisasional. Dengan demikian, analis sistem mempunyai tiga peranan penting, yaitu :
1. Sebagai konsultan
2. Sebagai ahli pendukung
3. Sebagai agen perubahan
Menurut Abdul Kadir (2003: 38) analisis sistem mencakup analisis kelayakan dan analisis kebutuhan yaitu :
·         Analisis kelayakan
Analisis kelayakan merupakan proses yang mempelajari atau menganalisa permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan akhir yang akan dicapai. Analisis kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat tercapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada permasalahan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling. Lima macam kelayakan dalam merancang sistem informasi yaitu kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan operasi, kelayakan hukum dan kelayakan jadwal.
·      Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan proses untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang pengolahan data yaitu jumlah data yang harus diproses, waktu pengolahan saat data siap diproses sampai informasi yang dihasilkan. Spesifikasi ini digunakan untuk membuat kesepakatan dalam pengembangan sistem.

Bab III
Penutup
1.      Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
  Ø  Sistem informasi yang baik adalah system informasi yang dapat dengan mudah dikembangnkan sesuai dengan kondisi dan perkembangan dimana system informasi tersebut diaplikasikan.
  Ø  Konsep siklus hidup atau System Life Cycle (SLC) merupakan konsep pengembangan yang banyak digunakan unruk mengembangakan system informasi.
  Ø  Ada beberapa tahap dalam pengembanagan system informasi yaitu: Tahap Perancanaan, Analis, Rancangan, Penerapan, Penggunaan.
  Ø   Dengan menggunakan model-model dalam metode pengembangan system dapat mendeteksi sedini mungkin kesalahan dalam pengembangan system, maka biaya perbaikan semakin rendah (hemat).
2.      Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
  Ø  Dengan adanya aturan atau tahap-tahap dalam pengembangan system kita diharapkan agar lebih mengerti mengenai bagaimana cara yang baik atau melalui tahapan-tahapan apa saja kita gunakan untuk pengembangan system.
  Ø  Perlu adanya ketelitian dan kesabaran dalam mennggunakan metode analis dan pengembangan system.
  Ø  Menempatkan pengguna (user) yang telah memahami prosedur pemakaian aplikasi system, sehinngga tidak menghambat kelancaran operasional.

Daftar Pustaka
Herlambang, S, Haryanto, 2005, Sistem Informasi Konsep Teknologi & Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta



DATABASE DAN DBMS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam Era Global saat ini Sistem Informasi Manajemen merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu organisasi dimana sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.sistem manajemen basis data merupakan perangkat lunak yang dapat di gunakan untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basis data. Sebuah Sistem Informasi yang efektif menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan bagi penggunanya sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan, baik dalam operasional sehari-hari, maupun dalam perencanaan strategis ke masa depan. Proses pengambilan keputusan harus dilandasi oleh data dan informasi yang tepat waktu dan tepat isi agar keputusan yang diambil tepat sasaran. Informasi diperoleh dari pengolahan data, dan pengolahan data dilaksanakan oleh sistem informasi dengan dukungan teknologi informasi.
Data adalah bahan baku informasi dan dikumpulkan dalam suatu basis-data (database) agar pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, pengolahan, dan pengamanannya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien diperlukan manajemen data, sehingga suatu informasi tersebut dapat menjadi informasi yang tepat guna, tepat waktu, akurat dan relevan.
Sebagai contoh suatu institusi akademik harus membangun database akademik, minimal memuat data mahasiswa, data dosen, data matakuliah, data ruangan, jadwal, sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat tentang penyelenggaraan akademik institusi tersebut. Dengan demikian agar suatu database yang efektif dapat dibangun, diperlukan pengetahuan dasar tentang database dan juga Sistem Manajemen Basis Data.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Database
Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi
Pengertian Data Base Menurut Para Ahli :
·         S. Attre mengungkapkan bahwa database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain dengan penggunaan yang beragam.
·         Gordon C. Everest, database merupakan kumpulan data yang bersifat mekanis, terbagi dan terdefinisi dengan formal melalui suatu pengorganisasian.
·         Toni Fabbri, menyatakan bahwa database adalah sebuah sistem file terintegrasi yang memiliki setidaknya satu primary key sebagai pengulangan.
·         C. J. Date, database ialah data operasional yang digunakan oleh system aplikasi dari sebuah pengorganisasian
Database dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Database flat-file.
Database flat-file sangat ideal untuk data kecil dan dapat diubah dengan mudah. Pada dasarnya, mereka terdiri dari satu set string dalam satu atau lebih file yang bisa diurai untuk informasi yang disimpan. Database datar-file yang digunakan untuk menyimpan daftar atau data sederhana dan dalam jumlah kecil.
Database flat-file akan menjadi sangat rumit ketika digunakan untuk menyimpan data dengan struktur yang kompleks meskipun juga memungkinkan untuk menyimpan data tersebut. salah satu masalah dengan menggunakan jenis data base rentan terhadap korupsi data akibat tidak adanya penguncian terpasang bila data yang digunakan atau dimodifikasi.
2. Database relasional.
Database ini memiliki lebih logis struktur terkait sarana penyimpanan. kata “relasional” berasal dari fakta bahwa tabel dalam database dapat dihubungkan ke salah satu lainnya. Database relasional menggunakan sekumpulan tabel dua dimensi, setiap tabel terdiri dari baris (tuple) dan kolom (atribut). Untuk menciptakan hubungan antara dua atau lebih tabel, gunakan kunci (atribut key) yang merupakan kunci utama dalam satu meja dan kunci asing di meja lain.
Saat ini, database relasional menjadi pilihan karena keunggulannya. Beberapa kelemahan yang mungkin dirasakan ke database Tipe ini lebih sulit untuk pelaksanaan sejumlah besar data dengan tingkat kerumitan tinggi dan proses pencarian informasi lebih lambat karena kebutuhan untuk menghubungkan tabel di muka maju jika data tersebar di beberapa tabel
2.2  DBMS (Data Base Management System)
DBMS (Data Base Management System) yakni perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan database. Secara fungsi, data base management system atau DBMS mempunyai fasilitas mengintegrasikan, terhubung, merekayasa dan memelihara basis data.
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan sesuai struktur tertentu dan disimpan dengan baik.  Untuk mendapatkan informasi yang berguna dari kumpulan data maka diperlukan suatu perangkat lunak (software) untuk memanipulasi data sehingga mendapatkan informasi yang berguna. Database Manajement System (DBMS) merupakan software yang digunakan untuk membangun sebuah sistem basis data yang berbasis komputerisasi. DBMS membantu dalam pemeliharaan dan pengolahan kumpulan data dalam jumlah besar. Sehingga dengan menggunakan DBMS tidak menimbulkan kekacauan dan dapat digunakan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan.
a.       Menurut C. J. Date :Data Base Management System (DBMS)  adalah software yang menghandel semua akses pada database untuk melayani keperluan user. 
b.      Menurut S, Attre : Data Base Management System (DBMS) yaitu software, hardware, firmware serta procedure-procedure yang memanage database. Firmware yaitu software yang sudah jadi modul yang tertanam pada hardware (ROM). 
c.       Menurut Gordon C. Everest : Data Base Management System (DBMS) yaitu manajemen yang efisien untuk mengorganisasi sumber daya data. 
Jadi Data Base Management System (DBMS) : Seluruh peralatan computer (Hardware+Software+Firmware). Data Base Management System (DBMS) dilengkapi dengan bhs yang bertujuan pada data (High level data language) yang kerap dimaksud juga untuk bhs generasi ke 4 (fourth generation language). 
Ø  fungsi DBMS dalam membantu menjaga dan memelihara integritas data dalam suatu sistem.
            a.      Menjaga Integritas Data
                 DBMS berfungsi untuk mengurangi dan menghilangkan redundansi data dan memaksimalkan             konsistensi data agar setiap kali menampilkan data, sesuai dengan data aslinya.
            b.      Penyimpanan Data (Data Storage Management)
DBMS memiliki fungsi utama sebagai tempat penyimpanan data, kecanggihan DBMS saat ini           dapat menyimpan data dalam berbagai jenis seperti video dan gambar. Pengguna tidak perlu               mengetahui bagaimana data disimpan atau dimanipulasi. DBMS telah memiliki prosedur dalam            proses ini dan memastikan data yang disimpan adalah sesuai dengan data yang dimasukkan.
            c.       Kamus Data
DBMS memiliki fungsi melakukan manajemen terhadap elemen pada database dan                              bagaimana mereka di hubungkan (relasi) dengan data lainnya.  Ketika sistem membutuhkan                data dalam suatu database maka DBMS akan memberikan kemudahan melalui SQL untuk                  mengakses dan mencari data tersebut. Sehingga pengguna dapat dengan mudah menangani hal            tersebut.
            d.      Transformasi dan Penyajian Data
Peran DBMS sebagai transformasi dan penyajian data antara lain adalah mengkonversi setiap         data yang dimasukkan pada struktur dan format yang telah ditentukan. Dengan demikian DBMS            dapat membedakan format data logical dan bentuk physicalnya.
            e.       Keamanan Data
DBMS memiliki peran penting bagaimana tingkat keamanan dalam database tersebut. DBMS            berperan bagaimana memberikan hak akses pada orang yang sesuai. Selain itu DBMS juga                  bertugas mengatur apa saja yang dapat dilakukan oleh user tersebut pada sebuah database.
            f.       Memungkinkan Akses Beberapa User
DBMS memungkinkan beberapa user melakukan interaksi pada sebuah database, hal ini akan             lebih efisien dan dapat menempatkan user tertentu sesuai dengan role dan fungsinya.
            g.      Menyediakan Prosedur Backup dan Recovery
DBMS memungkinkan database yang ada untuk di backup dan di recovery sesuai dengan                   kebutuhan dengan memanfaatkan teknik dan wizard yang dimiliki masing masing DBMS. Hal            ini akan memudahkan pihak yang berkepentingan ketika terjadi sesuatu pada databasenya                    seperti kerusakan dan bencana alam.
           h.      Menyediakan bahasa akses dan pemogramman
DBMS menyediakan SQL untuk melakukan manipulasi dan membuat skema pada database                 yang dikenal dengan DML dan DDL. Dengan bahasa ini seorang DBA dapat dengan mudah               memasukkan, mengambil, menghapus, dan mengubah data yang ada di database dengan                       memanfaatkan interface yang disediakan.
            i.        Menyediakan interface untuk komunikasi
DBMS menyediakan interface untuk melakukan komunikasi antara database yang satu                        dengan yang lainnya. Selain itu juga dapat memudahkan komunikasi antara database dengan                tool lainnya seperti browser.
           j.        Manajemen Transaksi
DBMS menyediakan mekanisme dalam mengatur transaksi dan perintah yang                                      disampaikannya untuk memastikan konsistensi data. Sebagai contoh, ketika DBA  mengakses              dan melakukan penghapusan Data, pada saat yang bersamaan maka jika ada user yang                          mengakses data tersebut maka akan di pending sampai data telah terhapus.
Ø  Komponen Data DBMS (Data Base Management System)
Satu DBMS (Data Base Management System) umumnya memiliki sebagian komponen fungsional (modul) seperti:
            a. File Manager, yang mengelola area dalam disk serta susunan data yang digunakan untuk                       merepresentasikan info yang tersimpan dalam disk. 
            b. Database Manager, yang sediakan interface antara data low-level yang ada di basis data dengan           program aplikasi serta query yang didapatkan ke system. 
          c.  Query Processor, yang menterjemahkan perintahperintah dalam query language ke perintah low-          level yang bisa dipahami oleh database manager. 
            d.  DML Precompiler, yang mengkonversi perintah DMLyang ditambahkan dalam suatu program             aplikasi kepemangin prosedur normal dalam bhs induk. 
            e.  DDL Compiler, yang mengkonversi perintah-perintahDDL ke dalam sekumpulan tabel yang                mengandung metadata. Tabel-tabel ini lalu disimpan dalam kamus data. 
Ø  Macam-Macam DBMS (Data Base Management System)
Beberapa software atau perangkat lunak DBMS yang sering digunakan dalam aplikasi program antara lain :
      1.      MySQL
MySQL merupakan sebuah perangkat lunak system manajemen basis data SQL (bahasa inggris : data management system) atau DNMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia
      2.      Oracle
Oracle adalah relational database management system (RDBMS) untuk mengelola informasi secara terbuka, komprehensif dan terintegrasi.
      3.      Firebirh
Firebird adalah salah satu aplikasi RDBMS (Relational Database Management System) yang bersifat open source.
      4.      Microsoft SQL server 2000
Microsoft SQL Server 2000 adalah perangkat lunak relational database management system (RDBMS) yang didesain untuk melakukan proses manipulasi database berukuran besar dengan berbagai fasilitas. Microsoft SQL Server 2000 merupakan produk andalan Microsoft untuk database server
      5.      Visual Foxpro 6.0
Pada tahun 1984, Fox Software memperkenalkan FoxBase untuk menyaingi dBase II Ashton-Tate. Pada saat itu FoxBase hanyalah perangkat lunak kecil yang berisi bahasa pemrograman dan mesin pengolah data.
      6.      Database Desktop Paradox
Database desktop merupakan suatu program “Add-Ins”, yaitu program terpisah yang langsung terdapat pada Borland Delphi. Pada database desktop terdapat beberapa DBMS yang terintegrasi di dalamnya antara lain Paradox 7, Paradox 4, Visual dBase, Foxpro, Ms. SQL, Oracle, Ms. Acces, db2 dan interbase.

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diaorganisasikan sesuai struktur tertentu dan disimpan dengan baik
Ada setidaknya 10 fungsi DBMS dalam membantu menjaga dan memelihara integritas data dalam suatu sistem adalah: Menjaga Integritas Data, Penyimpanan Data (Data Storage Management), Kamus Data, Transformasi dan Penyajian Data, Keamanan Data, Memungkinkan Akses Beberapa User, Menyediakan Prosedur Backup dan Recovery, Menyediakan bahasa akses dan pemogramman, Menyediakan interface untuk komunikasi, dan Manajemen Transaksi
Komponen  DBMS (Data Base Management System) umumnya memiliki sebagian komponen fungsional (modul) seperti : File Manager, Database Manager, Query Processor, DML Precompiler, DDL Compiler.
Keunggulan dari DBMS adalah mengurangi duplikasi data, menjaga consistentsi dan integritas data, meningkatkan keamanan data, efisiensi dan efektifitas penggunaan data, meningkatkan produktifitas para pengguna data.
Kelemahan DBMS adalah Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan manajemen database agar dapat diperoleh struktur dan relasi data yang optimal, Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal disc maupun internal memory agar DBMS dapat bekerja cepat dan efisien. Kebutuhan akan sumber daya resources biasanya cukup tinggi. apabila DBMS gagal menjalankan misinya maka tingkat kegagalan menjadi lebih tinggi Karena banyak pengguna bergantung pada sistem ini. Harga DBMS yang handal biasanya sangat mahal.
 B.     Saran

Sebaiknya para user menggunakan DBMS karena DBMS menyediakan saran antar muka (interface) dalam mengakses data secara efisien tanpa harus melihat kerumitan atau detail tentang cara data di rekam dan di pelihara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metode Perancangan Basis Data

 Metode perancangan basis data secara umum dikelompokkan kedalam: 1. Preliminary Design 2. Scratching Methode 1. Preliminary Design, Cirinya...